Selasa, 17 Juni 2014

MAKALAH SUARA JANGKRIK TIRUAN


                                                   BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia teknologi sudah sangatlah pesat. Sehingga dibutuhkan suatu kemampuan dalam menyeimbangkan perkembangan tersebut. Tidak hanya perkembangan dunia teknologi komunikasi dan informasi, teknologi dalam bidang elektronika sebagai faktor utama yang mendukung teknologi dapat mengalami perkembangan hanya dalam beberapa bulan saja, khususnya perangkat elektronik yang bersifat analog maupun digital. Mahasiswa Universitas Gunadarma mendapat suatu materi praktek dalam bidang elektronika . Hal ini merupakan salah satu cara dalam menyeimbangkan perkembangan teknologi tersebut. Materi praktek yang diajarkan  didalam Laboratorium Elektronika Dasar, mengarahkan dan membimbing rekan-rekan mahasiswa untuk dapat membuat, mengembangkan atau bahkan merancang suatu rangkaian yang bermultiguna. Pembuatan alat ini, mulai dari menggambar rangkaian dengan skema secara elektronik dan kemudian  dirangkai menjadi suatu rangkaian yang dapat digunakan.
        Untuk alat yang dipilih oleh penyusun adalah SUARA JANGKRIK TIRUAN. Dalam pembuatan Suara Jangkrik Tiruan ini terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi, seperti ; perancangan layout yang diambil dari skema elektronika yang nantinya akan digambar pada papan PCB. Penggunaan jumper juga sangat diperhatikan. Kendala selanjutnya adalah memindahkan atau mengambar layout tersebut pada papan PCB. Setelah itu adalah pelarutan papan PCB tersebut. Papan PCB yang digunakan adalah papan PCB polos atau papan PCB yang belum dipakai  dan tidak ada gambar rangkaian pada bagian tembaganya. Pembuatan rangkaian pada PCB dapat digunakan dengan menggunakan spidol atau menggunakan rugos yang berbantuk garis. Keberhasilan dalam pembuatan alat ini tergantung dari rangkaian yang telah menjadi jalur tembaga yang ada pada papan PCB tersebut.

      Untuk Makalah yang diambil oleh penyusun yang berjudul Suara Jangkrik Tiruan, mengharapkan dapat terobatinya rasa rindu akan suara keindahan alam yang selama ini semakin menghilang, seiring dengan makin pesatnya kemajuan zaman, tehnologi dan industri dan apalagi jika kita berada di Ibu Kota yang semakin penuh sesak dengan populasi manusia dan polusi udara.
 
1.2  Pembatasan Makalah
      Untuk lebih mempersempit pembahasan dalam hal pembuatan Suara Jangkrik Tiruan  ini, maka pembahasan akan dibatasi pada analisa rangkaian secara blok diagram maupun analisa rangkaian.

1.3  Tujuan Penulisan
      Pembuatan Suara Jangkrik Tiruan  ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai  yaitu mengaplikasikan dan mempraktekkan teori-teori yang telah didapat, sehingga dapat menjadi suatu pemahaman tentang cara kerja suatu rangkaian elektronika agar dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk merancang suatu alat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. dan selain itu juga  mengharapkan dapat terobatinya rasa rindu akan  suara alam yang semakin waktu semakin menghilang seiring perkembangan zaman.

1.4  Metode Penulisan
      Dalam penyusunan makalah ini, digunakan metode studi pustaka (Library Research). Dalam metode ini, penyusun berusaha mencari literatur-literatur yang berkaitan dengan rangkaian Suara Jangkrik Tiruan tersebut, sehingga penyusun dalam penulisan tidak menyimpang dari rangkaian Suara Jangrik Tiruan  tersebut. Maka literatur-literatur tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan makalah ini.
1.5  Sistematika penulisan
      Pada penyusunan makalah ini dibagi menjadi beberapa bab yang akan berisikan mengenai lingkup dari setiap bab. Secara garis besar, makalah ini dibagi menjadi 5(lima) bab sebagai berikut:

BAB I        :  PENDAHULUAN
Dalam bab ini dituliskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan makalah, tujuan dari penulisan makalah, metode penulisan yang dipergunakan dalam penyusunan makalah dan juga tentang sistematika penulisan.

BAB II       :  LANDASAN TEORI            
Dalam bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai komponen yang  dipergunakan dalam rangkaian Suara Jangkrik Tiruan.

BAB III      :  ANALISA RANGKAIAN
Bab ini akan menyajikan tentang analisa-analisa rangkaian Suara Jangkrik Tiuran tersebut. Analisa yang akan disajikan akan berbentuk analisa rangkaian secara blok diagram maupun analisa rangkaian secara detail.

BAB IV     :  CARA PENGOPERASIAN ALAT
Bab ini akan mengulas mengenai cara-cara pengoperasian Suara Jangkirk tiruan tersebut. Dalam mengaktifkan ataupun dalam melihat output yang dihasilkan oleh alat tersebut.

BAB V       :  PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari makalah ini  dan saran  terhadap penyusun berkaiatan dengan hasil penyelesaian pembuatan Suara Jangkrik tiruan  ini.




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Elektronika
Sebelum membahas komponen dan rangkaian yang terdapat dalam elektronika, kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan elektronika. Menurut kamus besar bahasa Indonesia elektro merupakan kata majemuk yang mengenai atau dikenai dengan tenaga listrik. Elektronika ialah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan prinsip kerja piranti (device = alat) yang asas kerjanya terdapat aliran elektron dalam ruang hampa  dan aliran elektron dalam piranti semi-penghantar.
Cakupan bidang elektronika cukup luas ulai  radio, radar, televisi, sistem pengaturan dalam industri, komputer, rekaman suara, alat-alat ukur, perkakas kedokteran dan lain alat-alat yang memakai tabung radio (tabung elektronik) atau piranti semi-penghantar.

2.2 Teori Elektron
            Pada bagian ini akan membahas mengenai molekul-molekul atom dan elektron. Pengertian mengenai struktur atom berguna untuk menjelaskan gaya-gaya diantara atom yang akhirnya mengarah pada pembentukan molekul. Dalam sub bab ini akan mempelajari struktur listrik atom yang diartikan sebagai : dimana elektron dalam suatu atom paling mungkin ditemukan.

2.2.1 Partikel  Penyusun Atom
            Menurut teori atom Dalton yang dikembangkan selama periode 1803-1808 didasarkan atas tiga asumsi pokok:
1.      Tiap unsur kimia tersusun atas partikel terkecil yang disebut atom.
2.      Atom tidak dapat dipecah lagi menjadi baian-bagian yang lebih kecil.
3.      Semua atom dari unsur mempunyai massa (berat) dan sifat yang sama.
4.      Dalam senyawa kimia, atom-atom dari unsur yang berlainan melakukan ikatan dengan perbandingan numerik sederhana.
Pada akhir tahun 1800-an, teori atom Dalton tumbang oleh sederetan penemuan mutakhir, misalnya sinar X (1895), radioaktif (1896), elektron (1897) dan radium (1898). Studi atas gejala-gejala tersebut menunjukan bahwa atom merupakan merupakan struktur rumit yang dibangun oleh partikel-partikel penyusun atom.

2.2.2 Teori Elektron
            Penelitian mengenai bangun atom antara lain didasarkan pada eksperimen yang dilakukan dengan tabung (kaca) hampa atau tabung sinar katode. Sir William Crookes merancang suatu tabung hampa yang merupakan penyempurnaan dari tabung sinar katode yang disebut tabung Crookes. “ Jika kawat diberi potensial listrik yang tinggi kemudian didekatkan, akan terjadi bunga api dari satu kawat ke kawat lain. Bila ujung kawat ditaruh dalam tabung hampa akan terlihat adanya bara hijau kekuningan dari arah katode. Sinar ini disebut sinar katode. Kemudian sifat-sifat ini disimpulkan sebagai berikut :
1.      Sinar katode dipancarkan oleh katode dalam sebuah tabung hampa bila dilewati arus listrik.
2.      Sinar katode berjalan dalam garis lurus
3.      Sinar katode bila membentur gelas atau benda tertentu akan mengeluarkan cahaya sehingga dapat disimpulkan bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel.
4.      Sinar katode dibelokkan oleh medan listrik dan magnet ke arah partikel yang bermuatan negatif.
5.      Sifat sinar katode tidak dipengaruhi oleh bahan elektrode (besi, platina, dll).
Dari kelima sifat tersebut disimpulkan bahwa sinar katode terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan negatif dan diberi nama elektron oleh JJ. Thomson. Kemudian dikemukakan istilah  e- dan dilambangkan dengan -1e0. Atom yang terdapat pada silikon terdiri dari inti atom dan 14 elektron yang berputar menelilingi inti. Kemudian pada empat belas elektron yang mengelilingi inti pecah menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang letaknya dekat dengan inti terdiri dari dua elektron. Kelompok kedua merupakan kelompok yang letaknya jauh dari inti terdiri dari empat elektron, kelompok ini disebut juga elektron valensi, sedangkan kelompok ketiga memiliki  8 elektron yang letak diantara kedua kelompok tersebut. Elektron yang terletak dalam kulit yang dekat dengan inti adalah memiliki tenaga yang terbesar. Dimana tenaga ini disebabkan karena elektron bergerak yang menimbulkan energi kinetis dan  energi potensial yang disebabkan karena letak elektron dalam medan listrik inti atom. Pada gerakkan elektron tersebut terjadi peristiwa tarik menarik antara muatan positif dengan muatan negatif elektron.
Elektron yang berada pada kulit terluar memiliki nilai yang paling kecil, oleh sebab itu elektron-elektron yang berada pada kulit terluar ini paling mudah lepas dari inti. Bila elektron ini terlepas maka ia akan bergerak bebas. Elektron ini akan berputar pada bagian luar zat semi-penghantar tersebut dan dinamakan elektron bebas. Jumlah elektron bebas suatu zat akan dapat menentukan sifat kelistrikkannya. Bila dalam jumlah besar seperti dalam logam maka akan menghasilkan daya hantar listriknya baik atau disebut sebagai konduktor. Dan apabila jumlah elektronnya sedikit maka zat tersebut tidak akan memiliki daya hantar listrik yang yang baik atau akan bersifat isolator. Karenanya daya hantar listrik bahan silikon dan germanium tak sebaik logam tetapi lebih baik dari isolator, maka dapat dinyatakan bahwa silikon dan germanium memiliki sifat semi-konduktor. Silikon dan Germanium digunakan untuk membuat komponen-komponen zat padat (solid state) seperti integrated Circuit (IC) sedangkan bahan carbon yang utama digunakan untuk membuat komponen tahanan (resistor)  dan  potensiometer.

2.3. Teori Komponen
            Didalam elektronika, komponen elektronik terbagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif adalah  komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan arus atau tegangan tersendiri. Contoh komponen-komponen pasif ialah resistor, kapasitor, induktor, dan transformator.  Sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber tegangan atau arus tersendiri. Contohnya adalah transistor dan rangkaian terpadu (intergrated circuit). Dalam makalah ini hanya akan membahas komponen elektronika pasif dan aktif yang digunakan dalam rangkaian Lampu Kamar Gelap, seperti: resistor, dioda, LDR dan transistor.     

2.3.1 Resistor
Semua proyek elektronik akan menggunakan komponen yang satu ini sebagai tahanan atau hambatan yang mungkin digunakan lebih banyak dari pada komponen elektronika lainnya.Hambatan ini memiliki dua jenis yang berbeda, yang pertama jenis hambatan tetap dan hambatan tidak tetap. Hambatan tetap dikenal dengan resistor, sedangkan hambatan yang tidak tetap dikenal dengan Potensiometer dan Trimpot 

Hambatan tetap
Hambatan tetap atau disebut juga resistor digunakan untuk penghambat listrik dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Resistor ini diberi simbol R dan juga sering disebut weerstand (bahasa Belanda). Sebuah hambatan biasanya terlihat seperti silinder kecil dengan kawat pada tengah-tengah kedua ujungnya. Harga tahanannya dinyatakan dengan suatu sistem kode warna. Tahanan ini berbentuk tabung kecil mempunyai empat pita warna yang melingkarinya.


                                                                                
                                                                                   
Gbr 1. Resistor

            Simbol untuk tahanan diperlihatkan pada gambar diatas. Pada gambar diatas juga  memperlihatkan susunan pita warna yang melingkari tahanan. Dua pita pertama menyatakan dua angka pertama dari harga tahanan. Pita yang ketiga adalah pengali. Dua angka pertama dikalikan dengan angka yang dinyatakan oleh pita ketiga. Hasilnya adalah harga dari komponen tersebut. Untuk pita ke-empat merupakan nilai toleransi dari tahanan tersebut. Nilai toleransi adalah nilai tahanan yang masih diperbolehkan melewatkan arus.  Dibawah ini  terdapat tabel nilai dari setiap warna yang ada pada resistor beserta dengan nilai toleransinya.
                        Tanpa pita keempat                 ± 20%
                        Perak                                       ± 10%
                        Emas                                       ± 5%
                        Coklat                                     ± 1%

Tabel 1. Kode Warna Pita pada Resistor

Warna
nilai warna jika digunakan pada
nilai warna jika digunakan pada
pita pertama atau kedua
pita Ketiga
Hitam
0
1
Coklat
1
10
Merah
2
100
Orange
3
1000
Kuning
4
10000
Hijau
5
100000
Biru
6
1000000
Violet
7
Tidak digunakan
Abu-abu
8
Tidak digunakan
Putih
9
Tidak digunakan
Emas
Tidak digunakan
0,1


            Nama satuan Ohm dapat disingkat dengan huruf Yunani Omega (W). Satuan hambatan ini diberi nama Ohm sesuai dengan  nama seorang ahli Fisika Jerman yang telah menyingkap “Hukum Ohm”.
        Jadi tahanan yang mempunyai pita Merah, Violet, Kuning dan Emas mempunyai nilai tahanan sebesar 270000 Ohm. Sedangkan harga sesungguhnya berada dalam selang kurang atau lebih 5% dari harga nominal di atas. Harga ini diperoleh sebagai berikut : seperti pada tabel di atas. Pita Merah menunjukkan bahwa angka pertama adalah 2, pita violet menunjukkan angka kedua adalah 7. Kita mendapatkan angka 27 yang selanjutnya harus dikalikan dengan pita ketiga, yaitu Kuning dan menyatakan dengan angka 10000. Jadi nilai komponen ini adalah 47 x 10000 = 270000 Ohm. Pita keempat berwarna emas dan menyatakan toleransi 5%. Tidak ada tahanan mempunyai harga tepat seperti dinyatakan. Tanda toleransi memberikan harga-harga batasannya.
Kadang-kadang juga tahanan dijumpai yang mempunyai pita kelima. Dimana pita pertama akan berwarna merah muda untuk menyatakan bahwa tahanan ini dari jenis stabilitas tinggi. Ada juga tahanan yang mempunyai pita ketiga berwarna perak, pita ini menunjukkan angka perkalian sebesar 0,01. Tahanan dengan nilai serendah ini jarang digunakan.

Hambatan Tidak Tetap (Variabel)
Hambatan tidak tetap ini memiliki fungsi yang sama dengan hambatan tetap atau resistor, tetapi nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah. Hambatan tidak tetap ini jenisnya : hambatan geser, potensiometer, trimpot, tetapi yang palig banyak digunakan ialah trimpot dan potensiometer.
a. Potensiometer
            Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara fungsional. Berdasarkan nilai tahanannya potensiometer dibedakan menjadi:
v   Potensio Linier : Bila kontak geser digerakkan atau diputar nilai tahanannya akan berubah sesuai perhitungan linier. Biasanya potensiometer jenis ini memiliki tanda B, misalkan  B10K dan B50K.
v   Potensio Logaritmis : Bila kontak digeser atau diputar nilai tahanannya berubah sesuai dengan perhitungan logaritma. Untuk potensiometer jenis ini memiliki tanda A.
Kerena potensiometer ini merupakan hambatan tak tetap, maka pada komponennya juga terdapat bagian yang dapat diputar atau digerakkan. Simbolnya juga hampir sama dengan resistor tetapi terdapat kaki ketiga. Seperti pada gambar dibawah ini.



  
                                                                      Gbr.2.Potensiometer

b. Trimpot
            Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar poros dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatannya dapat dilihat dai angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut.
Simbol Trimpot :





Gbr 3. Trimpot
 
2.3.2 Dioda
Dioda merupakan suatu komponen elektronika yang hanya dapat menghantar arus listrik atau tegangan satu arah saja. Daerah dimana tipe-p dan tipe-n bertemu disebut dengan junction dan dioda junction adalah nama lain dari dari kristal pn. Kata dioda adalah pemendekan dari dua elektroda dimana di berarti dua. 






                                                          


Gbr 4. Dioda

Dioda Tanpa Bias
Gambar (a) menunjukan dioda juction. Sisi  p  mempunyai banyak hole dan sisi  n  banyak elektron pita konduksi. Pada gambar (a) terlihat bahwa tidak ada luar dikenakan kepadanya berarti dioda tersebut adalah dioda tanpa bias. Elektron pada sisi  n cenderung berdifusi atau menyebar kesegala arah. Beberapa berdifusi melewati junction. Jika elektron masuk kedaerah  p , ia akan merupakan pembawa minoritas. Dengan banyaknya hole disekitarnya, pembawa minoritas ini mempunyai umur hidup singkat; segera memasuki daerah  p , elektron akan jatuh ke dalam hole. Jika ini terjadi, maka hole lenyap dan elektron pita konduksi menjadi elektron valensi. Setiap kali elektron berdifusi melalui juction, ia akan menciptakan sepasang ion. Gambar (b) menunjukan ion-ion ini pada masing-masing sisi junction. Tanda positif berlingkaran menandakan ion positif dan tanda negatif  berlingkaran menunjukan ion negatif. Ion tetap dalam struktur kristal karena ikatan kovalen dan tidak dapat berkeliling seperti elektron pita konduksi ataupun hole. Setiap pasang ion positif dan negatif disebut dipole. Pembentukan dipole berarti satu elektron pita konduksi dan satu hole telah dikeluarkan dari sirkulasi. Jika terbentuk sejumlah pole, daerah dekat junction dikosongkan dari muatan-muatan yang bergerak. Kita sebut daerah yang kosong muatan ini dengan lapisan pengosongan (depletion layer).

Potensial Barier
Tiap dipole mempunyai medan listrik gambar (c). Anak panah menunjukan arah gaya pada muatan positif. Jika elektron memasuki lapisan pengosongan, medan mencoba mendorong elektron kembali kedaerah  n . Kekuatan medan bertambah dengan berpindahnya tiap elektron sampai akhirnya medan menghentikan difusi elektron yang melewati junction. Dalam gambar (b), adanya medan diantara ion adalah ekivalen dengan perbedaan potensial disebut potensial barier. Pada 25 derajat celcius, potensial barier kira-kira sama dengan 0,3 Volt untuk dioda germanium dan 0,7 Volt untuk dioda silikon.

Forward Bias
Arus mengalir dengan mudah dalam rangkaian gambar (a), karena jika elektron pita konduksi itu bergerak menuju junction, ujung kanan kristal menjadi positif sedikit. Ini terjadi karena elektron pada ujung kanan kristal bergerak menuju junction dan meninggalkan atom yang bermuatan positif  dibelakang.Atom bermuatan positif kemudian menarik elektron kedalam kristal dari terminal sumber negatif. Untuk pendekatan pertama, kita dapat membayangkan bahwa semua elektron pita konduksi melakukan penggabungan ketika mereka mencapai junction.  

Elektron akan menngalir ke ujung kanan kristal, ketika segerombolan besar elektron pada dalam daerah n bergerak menuju juntion. Ujung kiri dari grup yang bergerak ini lenyap ketika mengenai junction (elektron jatuh kedalam hole). Dengancara ini aliran elektron akan terus-menerus mengalir dari terminal negatif menuju junction. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat elektron mengalir, arus listrik juga mengalir pada dioda forward bias ini. Sifat dioda pada keadaan berubah menjadi saklar tertutup.

Reverse Bias
Pada dioda dengan reverse bias ini, polaritas sumber dc akan dipasang terbalik dimana anoda akan mendapat arus negatif sedangkan katoda mendapatkan arus positif. Pada dioda yang bersifat reverse bias ini tidak dapat menghantarkan arus, karena medan yang dihasikan dari luar, searah dengan arah melebar dan lapisan pengosongan. Hole dan elektron bergarak menuju ujung-ujung kristal (menjauhi junction). Elektron yang melarikan diri meninggalkan ion positif dan hole yang pergi meninggalkan ion negatif. Oleh sebab itu lapisan pengosongan menjadi melebar. Semakin lebar lapisan pengosongan maka semakin besar pula reverse bias yang dihasilkan.

Dan semakin besar lapisan pengosongan, makin besar perbedaan potensial. Lapisan pengosongan berhenti bertambah jika perbedaan potensial sama dengan tegangan reverse yang diberikan. Sementara lapisan pengosongan sedang disesuaikan lebarnya, hole dan elektron menjauhi junction. Hal ini menandakan bahwa elektron sedang mengalir dari terminal negatif sumber kedalam ujung kiri kristal. Pada saat yang bersamaan, elektron sedang meninggalkan ujung kanan kristal dan mengalir kedalam terminal positif sumber. Oleh sebab itu, arus mengalir dalam rangkaian luar ketika lapisan pengosongan sedang disesuaikan lebarnya yang baru. Arus transisi ini dapat menjadi nol setelah lapisan pengosongan berhenti melebar. Umunya arus transisi berakhir hanya dalam beberapa nano-detik saja.    

2.3.3 Dioda Zener


Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan. Dioda ini digunakan untuk pengaturan tegangan, agar sumber tegangan searah tak berubah tegangan keluarannya jika diambil arusnya (dibebani) dalam batas-batas tertentu. Dioda Zener dibuat agar mempunyai tegangan dadal (disebut tegangan Zener) pada nilai tertentu antara 3 V dan 100 V.
Pada keadaan Zener, medan listrik yang tinggi dalam daerah pengosongan menyebabkan elektron pada ikatan kovalen lepas menjadi elektron bebas. Pada mekanisme ini tegangan dadal (PIV) berkurang dengan naiknya suhu. Mekanisme kedua yaitu dadal Townsend, terjadi karena elektron bebas mendapat percepatan cukup tinggi, sehingga jika menumbuk atom akan terjadi elektron bebas. Pada mekanisme yang terakhir ini tegangan dadal bertambah jika suhu naik. Tegangan dadal dapat diatur dengan mengubah konsentrasi donor dan akseptor.

Parameter dioda Zener

Beberapa parameter dioda Zener yang penting adalah :
(1)   Tegangan dadal.
(2)   Koefisien suhu (perubahan tegangan Zener terhadap suhu).
(3)   Kemampuan daya (lesapan daya maksimum).
(4)   Hambatan isyarat kecil rz, yaitu hambatan Zener terhadap perubahan tegangan kecil, atau untuk isyarat ac kecil.
Dioda Zener dengan tegangan Zener di atas 6 V mempunyai koefisien suhu positif, dan di bawah 6 V koefisien suhu negatif. Koefisien suhu minimum terjadi pada Zener 6 V untuk arus 40 mA. Begitu pula hambatan isyarat kecil rz yang menyatakan kebalikan kemiringan lengkung ciri dioda Zener pada keadaan dadal juga berubah dengan tegangan Zener.
Suatu penyearah dengan pengaturan tegangan, mempunyai tegangan keluaran yang tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu. Tanpa pengaturan, penurunan tegangan keluaran oleh arus beban terjadi karena penyearah mempunyai hambatan-dalam yang terdiri dari hambatan gulungan transformator dan hambatan-dalam dioda. Pada arus beban yang besar terjadi jatuh tegangan pada hambatan-dalam ini sehingga tegangan keluaran berkurang.

2.3.4. Kapasitor
           Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik disebut dengan kapasitansi atau kapasitas kapasitor.
Seperti halnya resistor kapasitor dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Kapasitor tetap
Komponen ini memiliki nilai kapasitansi yang tetap. Kapasitor dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempengan-  lempengan logam yang disebut dielektrikum. Bahan tersebut dapat berupa keramik, mika, milar, kertas, polyster ataupun film. Pada umumnya kapasitor yang terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikro Farad (mF). Satuan kapasitor adalah Farad dimana 1 Farad = 103 mF = 106 mF = 109 nF = 1012 pF.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada bahan kapasitor tersebut yang terdiri dari 3 angka.
Contoh : pada bahan kapasitor tertulis angka 103 artinya nilai kapasitas dari kapsitor  tersebut adalah 10 x 103 = 0,01 mF.
Kapasitor tetap memiliki nilai lebih dari satu atau sama dengan 1 mikro Farad adalah kapasitor elektrolit (elco) yang bahan dielektrikumnya terbuat dari cairan elektrolit.
Kapasitor ini memiliki polaritas (memiliki kutub negatif (-) dan positif (+)) dan biasa disebutkan tegangan kerjanya, misalnya 100 mF 16 V artinya elco memiliki kapasitas 100 mikro Farad dan tegangan kerja tidak boleh melebihi 16 Volt.















 



2.   Kapasitor tidak tetap
Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor tidak tetap ini dibedakan menjadi dua yaitu Kapasitor Trimer dan Variabel kapasitor (Varco).

2.3.5 IC CMOS 4093
         IC yang kita gunakan pada rangkaian ini adalah IC 4093, IC tersebut berjenis CMOS (Complementer Metal Oxide Semiconductor). IC CMOS banyak digunakan pada instrument-instrumen elektronik karena dilihat dari keunggulan teknologinya dibandingkan dengan jenis IC lainnya.IC CMOS 4093 ini merupakan penyulut Schmitt gerbang NAND yang mempunyai 2 input jalan masukkan. IC ini terdiri dari 4 buah penyulut Schmitt. Pada prinsipnya IC CMOS 4093 dan IC TTL mempunyai dasar pengertian yang sama, kedua IC ini mempunyai gerbang yang sama yaitu terdiri dari 4 gerbang NAND 2 masukkan. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan, sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND. Salah satu kelebihan IC CMOS adalah konsumsi dayanya rendah sehingga cocok dipakai pada  peralatan elektronik yang menggunakan battere. Sedangkan kekurangannya IC CMOS tidak tahan muatan-muatan statis sehingga IC jenis ini memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dari IC jenis lain.
          Kelebihan IC TTL ialah lebih tahan terhadap gangguan luar seperti muatan statis, hanya saja IC TTL ini membutuhkan daya yang relative besar sehingga kurang cocok dipakai pada peralatan yang memakai battere sebagai catu dayanya. Level penyaklar IC CMOS merupakan fungsi dari tegangan catuan.
         Makin tinggi catuan tegangan makin besar tegangan yang memisahkan antara keadaan 1 dan 0, ini merupakan keuntungan tersendiri karena rangkaian menjadi tahan terhadap desah level tinggi.




                                               

Gambar 6.  IC CMOS 4093

      Dalam rangkaian, semua masukkan CMOS harus dibumikan atau dihubungkan ke tegangan catuan, tidak seperti rangkaian TTL yang dapat beroperasi walaupun ada beberapa masukkan yang diambangkan. IC CMOS ini akan beroperasi secara salah jika ada masukkan yang tidak dihubungkan.



2.3.6 IC CMOS 4011
            Pada rangkaian ini Ic yang digunakan adalah dua buah yaitu IC 4093 dan IC 4011. IC ini merupakan IC yang mempunyai 2 input dan satu keluaran yang merupakan gerbang NAND. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan, sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND.



Gbr. 7.  IC CMOS 4011

2.3.7 Buzer


         Buzzer akan memberikan keluaran dari rangkaian berupa suara dengungan pada rangkaian yang beroperasi. Buzzer juga merupakan salah satu alat yang dapat membangkitkan suara apabila diberi tegangan, sama halnya dengan speaker, tetapi buzzer ini hanya dapat mengeluarkan suara yang kecil dan melengking saja, sedangkan speaker bisa mengeluarkan suara dari kecil sampai suara yang besar.


 



  
                         Gambar 8.  simbol Buzzer

2.3.8 Baterai
Baterai pada rangkaian "Low Voltage Alaram" ini berfungsi sbg pensuplay tegangan DC dan dapat disimbolkan sebagai berikut. :
                                    +                      -          















 

Gambar 9.  Baterai

2.3.9 Gerbang Logika NAND
            NAND gate adalah gerbang AND yang digabung dengan gerbang NOT yang nantinya akan menghasilkan nilai atau output kebalikan dari nilai gerbang AND, seperti pada tabel kebenaran sbb :
                  

 


Gambar 10.  NAND gate
Tabel 2. Tabel kebenaran NAND gate
A
B
Y
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0

Pada gerbang di atas yang digunakan pada rangkaian Suara Jangkrik Tiruan adalah gerbang NAND yang terdapat pada IC CMOS 4093.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar