Kamis, 19 Juni 2014

Potensi dan prosfektif waralaba (franchise) di bidang IT

Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang atau jasa yang telah terbukti hasil dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Penjelasan lain dari Pengertian Waralaba yaitu ikatan hukum dan komersial yang dibuat antara individu atau kelompok atau pelaku binsis waralaba yang ingin menggunakan merek dagang atau nama dagang dengan pemilik merek dagang, nama dagang, merek layanan atau simbol iklan atau pemilik perusahaan atau franchisor. Pengaturan cara berbisnis antara kedua pihak diatur oleh waralaba. Pada umumnya, terwaralaba akan menjualkan barang atau jasa yang dimiliki oleh pemilik waralaba. Pemilik perusahaan waralaba adalah pemberi hak atau izin atas waralaba sedangkan franchise atau terwaralaba yang membeli atau yang menerima hak waralaba.

Pengertian tersebut secara garis besar, waralaba dapat didefinisikan dengan pengaturan usaha oleh pemilik perusahaan (franchisor) dengan memberikan atau menjual hak ke pihak penerima waralaba (franchisee) untuk menjual produk merek dagang dan atau jasa pemberi waralaba tersebut dengan aturan, tata cara, prosedure dan kriteria yang telah disepakti bersama dalam kontrak kerja yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Kini Dunia Informasi dan Teknologi (IT) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bagi para entrepreneur, bisnis dalam bidang teknologi begitu terbuka namun sangat ketat. Gampang memasukinya, namun gampang juga terdepak dalam persaingan tersebut. Semua itu tidak lepas dari persaingan dalam berkreatifitas mewujudkan suatu teknologi yang unik dan bermanfaat. Dalam IT, terdapat ratusan jenis/bidang bisnis yang sedang berkembang di setiap negara di dunia ini. Para pebisnis biasanya berusaha mencari atau mengembangkan bisnis IT-nya untuk spesifikasi atau spesialisasi tertentu. Sementara bagi para pebisnis muda, biasanya mereka cenderung tertarik dalam bisnis teknologi pada bidang:

Pengembangan perangkat lunak / aplikasi / software
Distributor dari produk-produk IT (baik software maupun hardware)
Konsultan dan Implementator Teknologi Informasi
Trainner IT
Setiap poin bisnis di atas akan terbagi lagi dalam berbagai spesialisasi tertentu. Dalam menjalankan bisnis dalam bidang teknologi ini, ada berbagai faktor yang mempengaruhi sukses dan tidaknya. Dua diantaranya adalah ketepatan memasuki pasar atau time to markert dan kualitas sebuah produk serta solusi yang dimilikinya. Jika terlambat memasuki bisnis ini, akan sulit bersaing dengan market leader. Anda harus menawarkan hal berbeda dan menarik untuk dapat bertahan dalam bidang bisnis ini. Namun jika terlalu dini, maka harus bersedia mengeluarkan biaya yang besar, sebelum teknologi/produk teknologi  yang anda usung dikenal luas oleh masyarakat. Untuk terjun ke dalam bisnis IT pada bidang tertentu, sebaiknya anda memperhatikan dua hal berikut ini, yaitu:
Melakukan pemilihan terhadap jenis usaha yang paling anda kuasai baik dalam bidang teknologi maupun pada bidang pasar (pelanggan) yang membutuhkan market tersebut.
Melakukan proyeksi dan pemilihan pada jenis usaha yang mempunyai prospek yang akan berkembang di masa depan.  Terjun pada usaha bisnis yang tengah berkembang namun memiliki persaingan yang ketat akan mengurangi margin keuntungan anda atau mungkin anda bisa gulung tikar.
Dalam memasuki bisnis dalam bidang IT, tidak cukup hanya berbekal pada keahlian penguasaan suatu teknologi. Agar sukses menjadi enterpreneur dalam dunia IT,  ada beberapa kemampuan yang dibutuhkan, antara lain:

Kemampuan di bidang penjualan atau salesmanship. Dengan berbekal kemampuan ini dan disokong oleh keahlian penguasaan teknologi yang terkait dengan produknya, maka peluang untuk menarik pelanggan dan ketertarikan pelanggan (konsumen) terhadap teknologi atau produk yang sedang ditawarkan akan lebih besar.
Kemampuan dalam bidang teknis. Ini penting untuk meyakinkan para konsumen bahwa anda atau perusahaan anda adalah pihak yang tepat dalam memberikan produk dan solusi teknologi bagi dirinya atau perusahaannya. Inilah citra utama yang menentukan kepuasan para pelanggan. Misalnya seseorang yang ingin membeli komputer tablet di toko anda, tapi anda sendiri tidak pandai mengoperasikannya. Tentu ini akan memberi preseden buruk bagi bisnis anda.
Kemampuan atau Pemahaman tentang keuangan perusahaan (accounting, financial management). Kemampuan ini berguna untuk mengatur roda keuangan di perusahaan anda.
Keahlian dalam menjalin mitra terhadap berbagai pihak atauHuman Relationship. Ada yang beranggapan bahwa untuk bisa berdiri kokoh pada bisnis teknologi, 20%nya ditentukan oleh implementasi dari aplikasi produk teknologi yang diciptakan/dijualnya, dan 80%nya ditentukan oleh manusianya baik para programmer, konsultan teknologi, manajer proyek dan pengguna akhir. Jadi faktor human relationship juga cukup vital. 

Kiat Sukses waralaba di Bidang Teknologi

Anda pernah menonton film fiksi yang berjudul “Anti Trust”? Dalam film yang mengisahkan tentang hacker teknologi tersebut, seorang aktornya pernah berkata bahwa “Every student who works on their garage is potentialy becom a competitior in this business”. Maksudnya setiap siswa (mahasiswa) yang sedang belajar dan bekerja di garasi rumahnya untuk membuat suatu software atau pun hardware teknologi memiliki potensi untuk bersaing dalam bisnis di bidang teknologi. Bisnis dalam bidang teknologi memang sangat ketat. Seseorang yang mempunyai ide kreatif dan mampu mewujudkan dalam bentuk teknologi yang nyata maka bisa menjadi orang yang sangat sukses (kaya raya). Anda bisa lihat latar belakang kehidupan beberapa orang yang sekarang telah besar namanya, misalnya pemilik Google, Facebook, Apple, Microsoft dan banyak lagi. Mereka sekarang adalah kelompok borjouis yang awalnya belajar dan menciptakan sesuatu dari garasi rumah mereka.
kiat sukses menjadi bisnis teknologi
Dunia Informasi dan Teknologi (IT) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bagi para entrepreneur, bisnis dalam bidang teknologi begitu terbuka namun sangat ketat. Gampang memasukinya, namun gampang juga terdepak dalam persaingan tersebut. Semua itu tidak lepas dari persaingan dalam berkreatifitas mewujudkan suatu teknologi yang unik dan bermanfaat. Dalam IT, terdapat ratusan jenis/bidang bisnis yang sedang berkembang di setiap negara di dunia ini. Para pebisnis biasanya berusaha mencari atau mengembangkan bisnis IT-nya untuk spesifikasi atau spesialisasi tertentu. Sementara bagi para pebisnis muda, biasanya mereka cenderung tertarik dalam bisnis teknologi pada bidang :
  • Pengembangan perangkat lunak / aplikasi / software
  • Distributor dari produk-produk IT (baik software maupun hardware)
  • Konsultan dan Implementator Teknologi Informasi
  • Trainner IT
Setiap poin bisnis di atas akan terbagi lagi dalam berbagai spesialisasi tertentu. Dalam menjalankan bisnis dalam bidang teknologi ini, ada berbagai faktor yang mempengaruhi sukses dan tidaknya. Dua diantaranya adalah ketepatan memasuki pasar atau time to markert dan kualitas sebuah produk serta solusi yang dimilikinya. Jika terlambat memasuki bisnis ini, akan sulit bersaing dengan market leader. Anda harus menawarkan hal berbeda dan menarik untuk dapat bertahan dalam bidang bisnis ini. Namun jika terlalu dini, maka harus bersedia mengeluarkan biaya yang besar, sebelum teknologi/produk teknologi  yang anda usung dikenal luas oleh masyarakat. Untuk terjun ke dalam bisnis IT pada bidang tertentu, sebaiknya anda memperhatikan dua hal berikut ini, yaitu
  • Melakukan pemilihan terhadap jenis usaha yang paling anda kuasai baik dalam bidang teknologi maupun pada bidang pasar (pelanggan) yang membutuhkan market tersebut.
  • Melakukan proyeksi dan pemilihan pada jenis usaha yang mempunyai prospek yang akan berkembang di masa depan.  Terjun pada usaha bisnis yang tengah berkembang namun memiliki persaingan yang ketat akan mengurangi margin keuntungan anda atau mungkin anda bisa gulung tikar.
Dalam memasuki bisnis dalam bidang IT, tidak cukup hanya berbekal pada keahlian penguasaan suatu teknologi. Agar sukses menjadi enterpreneur dalam dunia IT,  ada beberapa kemampuan yang dibutuhkan, antara lain:
  • Kemampuan di bidang penjualan atau salesmanship. Dengan berbekal kemampuan ini dan disokong oleh keahlian penguasaan teknologi yang terkait dengan produknya, maka peluang untuk menarik pelanggan dan ketertarikan pelanggan (konsumen) terhadap teknologi atau produk yang sedang ditawarkan akan lebih besar.
  • Kemampuan dalam bidang teknis. Ini penting untuk meyakinkan para konsumen bahwa anda atau perusahaan anda adalah pihak yang tepat dalam memberikan produk dan solusi teknologi bagi dirinya atau perusahaannya. Inilah citra utama yang menentukan kepuasan para pelanggan. Misalnya seseorang yang ingin membeli komputer tablet di toko anda, tapi anda sendiri tidak pandai mengoperasikannya. Tentu ini akan memberi preseden buruk bagi bisnis anda.
  • Kemampuan atau Pemahaman tentang keuangan perusahaan (accounting, financial management). Kemampuan ini berguna untuk mengatur roda keuangan di perusahaan anda.
  • Keahlian dalam menjalin mitra terhadap berbagai pihak atau Human Relationship. Ada yang beranggapan bahwa untuk bisa berdiri kokoh pada bisnis teknologi, 20%nya ditentukan oleh implementasi dari aplikasi produk teknologi yang diciptakan/dijualnya, dan 80%nya ditentukan oleh manusianya baik para programmer, konsultan teknologi, manajer proyek dan pengguna akhir. Jadi faktor human relationship juga cukup vital.

Daftar pustaka:

http://putrihimeko.blogspot.com/2014/06/potensi-dan-prospektif-waralaba.html
http://www.kerjausaha.com/2012/12/kiat-sukses-menjadi-pebisnis-bidang.html 
http://rudyct.tripod.com/TUP/Syopiansyah.htm
http://www.kerjausaha.com/2012/12/kiat-sukses-menjadi-pebisnis-bidang.html

Rabu, 18 Juni 2014

Kegunaan dan Kasus dari FDM, TDM, dan CDM


Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal - sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing – masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing. Receiver atau perangkat yang melakukan Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux.

Tujuan dan Keuntungan Multiplexing
tujuan : meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagi akses bersama.
Keuntungan :
•  Komputer host hanya butuh satu port I/O untuk banyak terminal 
•  Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan

Jenis Teknik Multiplexing
Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :
a. Time Division Multiplexing (TDM) :
   - Synchronous TDM
   - Asynchronous TDM
b. Frequency Division Multiplexing (FDM)
c. Code Division Multiplexing (CDM)

Time Division Multiplexing (TDM)
Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user).

TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving). Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Menggunakan metoda bit interleaving, multiplexer akan mengambil satu bit dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu untuk channel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan kabel secara maksimun. Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM. Teknik TDM terdiri atas :

Synchronous TDM
Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang menerapkan teknik Synchronous TDM dijelaskan secara skematik pada gambar
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie3ghUFNShAGK_Wst-H-fQkk_g4VrujycKfWrT_NlCa5dOiWmtWiJJEnyScz25lpnns8fsqC3d3PmjsppCM0OqzC2SvNa0dMPCqUZR9RAww28yJdp0fNndklshQd1rDDxTGyUaoZSOnBkm/s320/Gambar+Synchronous+TDM.JPG

Cara kerja Synchronous TDM dijelaskan dengan ilustrasi dibawah ini
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIFrACgiMf7_rpsnEOveq0UEdAqfPgmg4kgwrAvYH0emtd1ob1R9PQPTeMdbuPVUdjcQL8zdPII3MG8lY8eoykfoKzSDjyGa3x9X6mx8OXaxDRM3y9deNar8XLGtgGf0A6bOJsDMye4eET/s320/Gambar+Ilustrasi+hasil+sampling+dari+input+line.JPG

Asynchronous TDM
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat  sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.
Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada Asynchronous TDM.
Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous TDM. 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX6Kg-pwHhLkB5Sx3nEc0vUzg8ePv2Zq25N51lH63SNqWSQPWdNLWF89UVBa9OfEQdm36hFZPLqkT1KXVWX2yWDlAvqJSPmyvllupghM1YWLDeS_D5dtkG9lUWMVv1F5ZXTNLeAMz3czSf/s320/Gambar+Frame+pada+Asysnchronous+TDM.JPG

Frequency Division Multiplexing (FDM)
Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal (dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM adalah sbb:

First-generation: Analog cellular systems (450-900 MHz)
    * Frequency shift keying for signaling
    * FDMA for spectrum sharing
    * NMT (Europe), AMPS (US)

 Second-generation: Digital cellular systems (900, 1800 MHz)
    * TDMA/CDMA for spectrum sharing
    * Circuit switching
    * GSM (Europe), IS-136 (US), PDC (Japan)

 2.5G: Packet switching extensions
    * Digital: GSM to GPRS
    * Analog: AMPS to CDPD

 3G:
    * High speed, data and Internet services
    * IMT-2000 

FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana beberapa channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur channel) untuk gelombang yang dikehendaki. Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai modem (membuat permodulatan terhadap data digital). Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer adalah sulitnya meng-upgrade ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat). Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data, frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian (terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan frekuensinya. Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai bersama-sama tidak dapat digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi channelchannel yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.

Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip kerja dari CDM adalah sebagai berikut :

1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit) yang disebut chip spreading code.

2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.

3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode tersebut.

4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.

5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
selanjutnya:
- jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
- jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.

Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8 bit (8-chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengalokasian kode unik (8-chip spreading code) bagi ketiga pengguna :

   - kode untuk A : 10111001
   - kode untuk B : 01101110
   - kode untuk C : 11001101

b. Misalkan pengguna A mengirim bit 1, pengguna B mengirim bit 0 dan pengguna C mengirim bit 1. Maka pada saluran transmisi akan dikirimkan kode berikut :

  - A mengirim bit 1 : 10111001 atau + - + + + - - +
  - B mengirim bit 0 : 10010001 atau + - - + - - - +
  - C mengirim bit 1 : 11001101 atau + + - - + + - +
 - hasil penjumlahan (sum) = +3,-1,-1,+1,+1,-1,-3,+3

c. Pasangan dari A akan menginterpretasi kode yang diterima dengan cara :

   - Sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3
   - Kode milik A : +1 –1 +1 +1 +1 -1 –1 +1
   - Hasil perkalian (product) : +3 +1 –1 +1 +1 +1 +3 +3 = 12
   Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit ‘1’ karena mendekati nilai +8.

d. Pasangan dari pengguna B akan melakukan interpretasi sebagai berikut :

   - sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3
   - kode milik B : –1 +1 +1 –1 +1 +1 +1 –1
   - jumlah hasil perkalian : –3 –1 –1 –1 +1 –1 –3 –3 = -12
      berarti bit yang diterima adalah bit ‘0’, karena mendekati nilai –8.

Selasa, 17 Juni 2014

Perencanaan karangan ilmiah

Karangan Ilmiah merupakan tulisan yang memuat artikel-artikel yang ditulis secara fakta , 
dari beberapa kesimpulan  , pengetahuan dan segala kondisi yang ada
.

TUJUAN
      Tujuan pembuatan Penulisan Ilmiah adalah melatih mahasiswa untuk dapat menguraikan dan membahas suatu permasalahan secara  ilmiah dan dapat menuangkannya secara ilmiah dan menuangkannya secara teoritis, jelas dan sistematis.


ISI DAN MATERI
        Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1.  Relevan dengan jurusan dari mahasiswa yang bersangkutan.
2.  Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.  Masalah dibatasi, sesempit mungkin.


1.     Pendahuluan
Penulisan karangan ilmiah melibatkan tiga perencanaan:  isi, format dan teknik penulisan, serta bahasa.

2.      Tahap Perencanaan Karangan Ilmiah

1.1 Perencanaan Isi
· Produk berpikir konseptual dan analitis
· Prinsip pengklasifikasian, pembagian, dan keruntutan
· Kaidah kelengkapan dan konsistensi.

1.2 Perencanaan Format dan Teknik Penulisan
· Standar (Universal)
· Lazim (Selingkung)
· Konvensional

1.3 Perencanaan Bahasa (Ragam Ilmiah)
· Nada formal dan objektif
· Lazim bertitik tolak orang ketiga dan kalimat pasif
· Gramatik konsisten
· Berbeda dengan ragam bahasa sastra dan bahasa keseharian
· Berada pada tingkat resmi, bukan tingkat keseharian (kolokial)
· Berbentuk wacana pemaparan (ekspositori)
· Pengungkapan dengan lengkap, jelas, ringkas, dan tepat.
· Terhindar dari unsur bahasa yang usang, kolot, dan basi.
· Terhindar dari ungkapan yang ekstrim dan emosional.
· Terhindar dari kata-kata yang mubazir.
· Sebagai alat komunikasi pikiran, bukan perasaan.
· Berukuran sedang dalam panjang kalimat.
· Lazim dilengkapi dengan gambar, diagram, peta, daftar, dan tabel.

Banyak penulis gagal dalam merealisasikan ragam ilmiah karena kesalahan pemilihan dan pembentukan kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf. Akibatnya ragam tidak memenuhi syarat dan ragam bahasa ilmiah yang tidak bergengsi. 
2.   Pengembangan Gagasan ke dalam Bentuk Paragraf

· Syarat: utuh, padu, dan terkembang
· Komponen: gagasan dasar (kalimat topik) dan gaasan pengembang (kalimat pengembang)
· Gagasan pengembang: fakta, contoh, definisi, ilustrasi, kualifikasi, rincian, data statistik, analog, perbandingan, urutan kausalitas, dan urutan peristiwa
· Struktur: induktif, deduktif, dan kombinasi
· Pengungkapan visual: tabel, gambar, diagram, figurasi, poligon yang berfungsi sebagai supplemen pengungkapan verbal (dirujuk dalam teks). 

3. Kaidah Tata Tulis Ilmiah
 
3.1 Kaidah Universal
· penggunaan ragam bahasa tulis ilmiah
· penggunaan bahasa yang baik dan benar
· penggunaan ejaan dan tanda baca
· penggunaan kata, lambang, peristilahan, kalimat, dan paragraf.

3.2 Kaidah Selingkung
· norma konvensi
· bisa berbeda satu lembaga dengan lembaga lain
· format pelaporan (pembagian bab) dan format-format penunjang yang lain: halaman sampul, judul, persetujuan, pengesahan, pelampiran.
· penulisan halaman sampul, halaman judul, penulisan judul dan subjudul, pengutipan, penulisan tabel, gambar, penulisan halaman, dan penulisan daftar pustaka.

3.2.1 Penulisan Judul, Judul Bab, dan Subbab
· Judul dan judul bab ditulis dengan huruf kapital semua
· Subjudul ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama tiap unsur kata
· Kata depan ditulis dengan huruf kecil semua (di, ke, dari, pada, untuk, bagi, yang)
· Huruf pertama pada perulangan (kedua) yang menjadi subjudul ditulis dengan huruf kecil (Faktor-faktor…, Sumber-sumber…)
· Penomoran bab menggunakan angka romawi: I, II, III, IV, dan V.
· Penomoran subjudul dapat menggunakan angka arab atau campuran huruf dan angka.

3.2.2 Penulisan Kutipan
Pengutipan dilakukan dengan menuliskan nama akhir, tahun, dan halaman sumber rujukan. Contoh: Menurut Soedardji (2003:11), …. Jika ada dua pengarang, pengutipan dilakukan dengan menyebut nama akhir kedua pengarang tersebut. Contoh: Menurut Chairul dan Agustin (1995:23), …. Jika pengarang lebih dari tiga, penulisan rujukan dilakukan dengan menulis nama akhir pengarang pertama diikuti dengan dkk. Contoh: Menurut Amry, dkk. (1989:215), …. Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Contoh: Kompas (Minggu, 29 Februari 2004) menulis bahwa…. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan menulis nama pengarang asli. Menurut Rujukan dari dua sumber atau lebih oleh pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai pemisah. Contoh: …… (Soedardjo, 2003:23; Chairul, 2003:19).

Rujukan dapat dibedakan menjadi rujukan langsung dan rujukan tidak
langsung. Rujukan langsung dibedakan menjadi rujukan langsung kurang dari 40 kata dan rujukan langsung lebih dari 40 kata. Kedua rujukan langsung tersebut penulisannya berbeda.

3.2.2.1 Rujukan Langsung
3.2.2.1.1 Rujukan Kurang dari 40 Kata
Rujukan langsung kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai bagian terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama pengarang, tahun, dan nomor halaman. Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung. Perhatikan contoh nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu berikut.

The Liang Gie (1994:62) merumuskan,”Membaca ragam sepintas ialah membaca secara cepat yang kadang-kadang disertai melompat-lompat terhadap suatu bacaan.”

Berikut contoh perujukan dengan cara nama pengarang disebut bersama dengan tahun dan nomor halaman.
Rumusan membaca ragam sepintas adalah, “Membaca secara cepat yang kadang-kadang disertai melompat-lompat terhadap suatu bacaan” (The, 1994:62). 

Jika dalam rujukan terdapat tanda kutip, digunakan tanda kutip tunggal (‘….’). Perhatikan contoh berikut!
“Dari kalangan yang kurang memahami manfaatnya yang sangat besar dan merata sering terlontar pertanyaan yang berbunyi ‘Buat apa sih buku-buku teks itu?’” (Tarigan & Tarigan, 1993:15).

3.2.2.1.2 Rujukan 40 Kata atau Lebih
Rujukan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks utama yang mendahului, dimulai pada ketukan keenam dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal. Kemudian cantumkan nama akhir pengarang, tahun, dan halaman. Contoh:
Hairston (1981:44) menuliskan situasi ketika seseorang akan menulis,

Every time you begin a writing task, you are working in specific situation. You have a topic, you are going to write about, you have a person or persons who will read or listen to what you have written, and you have a reason for writing.


Jika ada sebagian rujukan langsung dihilangkan, kata-kata yang dihilangkan tersebut diganti dengan tiga titik (…). Jika yang dihilangkan banyak, bagian tersebut diganti dengan tanda titik satu baris halaman. Perhatikan contoh berikut ini! 
Marwoto (2001:33) menyatakan,”Filsafat harus menjadi teoretis, demikian tampaknya gagasan Marcuse. Sebagai seorang neomarxis,…, gagasannya ini menyimpang dari apa yang diyakini Karl Marz, filsafat harus menjadi praksis.”

Marwoto (2001:35) mengutip pendapat Marcuse tentang seni,”Marcuse mengatakan ada dua karakter dari seni klasik. Sebagai bagian dari kebudayaan yang mapan, seni itu afirmatif, meneruskan kebudayaan yang ada. Sebagai alienasi dari realitas yang mapan, seni mempunyai kekuatan menegasi. .…”

3.2.2 Rujukan Tidak Langsung
Rujukan tidak langsung adalah rujukan yang dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri. Perujukannya ditulis tanpa tanda kutip dalam spasi rangkap dan terpadu dengan teks utama, kemudian dituliskan pula nama akhir pengarang, tahun, dan nomor halaman.

Contoh penulisan rujukan tidak langsung dengan nama pengarang terpadu dalam teks utama:
Rofiqi (2001:50) berpendapat bahwa kesusastraan merupakan industri, suatu model produksi sosial.

Contoh penulisan rujukan tidak langsung dengan penulisan nama pengarang dan tahun di dalam kurung:
Kesusastraan merupakan industri, suatu model produksi sosial (Rofiqi, 2001:50). 

3.2.3 Penyajian Tabel dan Gambar
 
· Tabel
· Tujuan:
a. Mensistematisasikan data statistik
b. Memfasilitasi pemahaman dan penafsiran data
c. Memfasilitasi pencarian hubungan antardata

· Prinsip penyajian tabel:
a. Tampilan sederhana dan jelas
b. Jika tampilan >1/2 halaman disajikan pada halaman tersendiri.
c. Jika tampilan <1/2 halaman diintegrasikan dalam teks
d. Diberikan identitas (nomor dan nama)
e. Jika lebih dari satu halaman, bagian kepala tabel diulang pada halaman berikutnya dan diberikan tulisa Lanjutan Tabel pada tepi kiri halaman berikutnya.
f. Setiap huruf pertama nama tabel ditulis kapital, kecuali kata depan.
g. Kata Tabel ditulis mulai tepi kiri, diikuti nomor dan nama tabel.
h. Jika nama tebel lebih dari satu baris, baris kedua dst. dimulai sejajar dengan huruf awal baru.
i. Judul tabel tidak diakhiri dengan tanda baca
j. Berikan jarak tiga spasi antara teks sebelum dan sesudah tabel
k. Nomor tabel dimulai dari nomor 1
l. Garis paling atas tebel dimulai tiga spasi di bawah nama tebel.
m. Penulisan nomor, persen, dan frekuensi dengan singkatan.
n. Garis horizontal perlu dibuiat, tetapi garis vertical kanan, tengah, dan kiri tidak perlu
o. Tabel kutipan perlu disebutkan sumber.

· Gambar
· Yang termasuk gambar: foto, grafik, peta, sket, dan diagram
· Tujuan penggunaan gambar:
a. Visualisasi data/pernyataan kualitatif
b. Visualisasi hubungan antarvariabel
c. Penyajian data statistik dengan grafik

· Prinsip penyajian gambar:
a. Judul gambar di bawah presentasi gambar
b. Cara penulisan nama gambar sama dengan penulisan tabel
c. Gambar harus jelas dan komunikatif
d. Gambar >1 halaman disajikan dalam halaman tersendiri
e. Penyebutan adanya gambar seharusnya sebelum adanya gambar
f. Gambar diacu dengan nomor dan nama gambar
g. Penomoran gambar dengan angka Arab

· Petunjuk praktis penulisan
a. Jarak antara gambar/tabel dengan teks sebelum atau sesudahnya tiga spasi.
b. Judul tabel/gambar diketik satu halaman dengan tabel atau gambarnya.
c. Tepi kanan teks tidak harus rata.
d. Tempatkan nomor halaman di tepi kanan atas, kecuali halaman di awal bab ditempatkan di tengah bawah.
e. Nama pengarang yang ada pada teks (yang dikutip) harus sama dengan nama yang ada pada daftar pustaka.
f. Nama awal dan tengah pengarang dapat disingkat atau ditulis sempurna, asal taat asas dalam satu daftar.


3.2.4 Penulisan Daftar Pustaka
· buku
· buku kumpulan artikel (ada editornya)
· artikel dalam buku kumpulan artikel (ada editornya)
· artikel jurnal
· artikel majalah/Koran
· dokumen resmi pemerintah
· karya terjemahan
· skripsi, tesis, disertasi,
· makalah yang disajikan
· internet

Pada dasarnya, unsur yang dituliskan dalam daftar pustaka meliputi: (1) nama pengarang (ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik), (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Setiap unsur tersebut diakhiri dengan tanda titik (.), kecuali antara kota tempat penerbit dan nama penerbit yang dipisahkan dengan tanda titik dua.

3.2.4.1 Pustaka dari Buku 
Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang diakhiri dengan tanda titik, judul digarisbawahi per kata atau dicetak miring, dengan huruf besar pada awal kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan tanda titik dua. Baris pertama dimulai dari margin kiri, baris kedua, dan seterusnya masuk enam ketuk. Jarak antara baris dalam satu rujukan satu spasi, jarak antara rujukan yang satu ke yang lain dua spasi. 

Hairston, Maxine C. 1981. Succesful Writing: A Rhetoric for Advanced Composition. New York: W.W. Norton & Co.

Jika Anda menggunakan beberapa buku oleh pengarang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama, penulisannya adalah tahun penerbitan diikuti dengan huruf a, b, c, dan seterusnya.
Cornet, L. & K. Weeks. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & K. Weeks. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the States. Atlanta: Career Ladder Clearinghouse. 

3.2.4.2 Pustaka dari Buku yang Berisi Artikel (Ada Editornya)
Cara menuliskannya sama dengan rujukan dari buku hanya ditambah dengan tulisan (Ed.) jika hanya satu editor dan (Eds.) jika lebih dari satu editor. (Ed.) atau (Eds.) tersebut ditempatkan di antara nama pengarang dan tahun penerbitan.
Maurice, Catherine dan Masyita, Dewi. (Eds.). 1996. Behavioral Intervention for Young Children with Autism: A Manual for Parents and Professionals. Austin, Texas: 8700 Shoal Creek Boulevard.

Mintowati, Maria (Ed.). 1990. Butir-Butir Pemerolehan Bahasa Kedua. Surabaya: Nasional.


3.2.4.3 Pustaka dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama pengarang artikel ditulis di depan, diikuti tahun penerbitan. Judul artikel diapit tanda kutip, tidak perlu dicetak miring atau digarisbawahi per kata. Nama editor ditulis seperti urutan yang sebenarnya, diberi keterangan (Ed.) atau (Eds.) Judul buku yang berisi kumpulan artikel dicetak miring atau digarisbawahi per kata, nomor halaman dituliskan dalam kurung.
Loovas, O. Ivar. 1996. “The UCLA Young Autism Model of Service Delivery” dalam Catherine Mauricea dan Dewi Masyita. (Eds.), Behavioral Intervention for Young Children with Autism (hlm. 241—248). Austin, Texas: 8700 Shoal Creek Boulevard.


3.2.4.4. Pustaka Artikel dalam Jurnal 
Nama penulis ditulis, diikuti tahun. Judul artikel diapit tanda kutip, judul jurnal dicetak miring atau digarisbawahi. Berikutnya jurnal tahun ke berapa, nomor berapa, dan halaman berapa.
Marwoto, Y. 2001. “Seni dan Subversi” dalam Basis, Nomor 09-10, Tahun ke-50, September-Oktober, (hlm.32—37).


3.2.4.5 Pustaka dari Artikel dalam Koran atau Majalah
Nama pengarang ditulis paling depan, dikuti tahun, tanggal, dan bulan. Judul artikel ditulis di antara tanda kutip, nama koran atau majalah dicetak miring atau digarisbawahi per kata.
Hidayat, Dedy N. 2004. “Amerikanisasi Industri Kampanye Pemilu” dalam Kompas, Rabu, 11 Februari, (hlm. 4).

Hidayat, Dedy N. 2004. “Amerikanisasi Industri Kampanye Pemilu” dalam Kompas, Rabu, 11 Februari, (hlm. 4).

3.2.4.6 Pustaka dari Koran Tanpa Pengarang
Nama koran ditulis paling depan, dicetak miring atau digarisbawahi, tahun diikuti tanggal dan bulan, kemudian judul artikel diapit tanda kutip dan nomor halaman.
Kompas. 2004, 11 Februari. “Makro-Ekonomi Mendekati 1997”. (hlm. 25).

3.2.4.7 Pustaka Berupa Karya Terjemahan
Nama pengarang asli ditulis, diikuti tahun, judul terjemahan, nama penerjemah, tempat penerbit, nama penerbit.
Ary, D., L.C. Jacobs, & A. Razavieh. 1982. Pengantar Penelitian Pendidikan. (Penerjemah: Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.

3.2.4.8 Pustaka Berupa Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Penulisan rujukan ini adalah nama penyusun, diikuti tahun, judul disertai pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota, nama fakultas serta nama perguruan tinggi. Perhatikan contoh berikut ini.
Suhartono. 2005. Implikatur Percakapan dalam Tuturan Berbahasa Indonesia Lisan Formal Warga Masyarakat Tutur Mojokerto. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

3.2.4.9 Pustaka Berupa Makalah dalam Seminar
Penulisannya adalah nama pengarang, tahun, judul makalah, kemudian diikuti pernyataan “Makalah disajikan dalam…, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tempat penyelenggara.”
Sudikan, Setya Yuwana. 2004. “Pendekatan Kontesktual dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra: Perspektif Pluralisme Budaya”. Makalah disajikan pada Seminar Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas egeri Surabaya, 17 Februari.

Yang perlu Anda perhatikan lagi adalah sumber rujukan yang ditulis sesuai dengan kaidah di depan harus Anda urutkan dalam abjad (setelah nama akhir pengarang ditulis paling depan, kecuali nama Cina), tanpa dinomori. Dari sejumlah contoh tadi, beginilah daftar rujukannya.

Daftar Pustaka
Ary, D., L.C. Jacobs, & A. Razavieh. 1982. Pengantar Penelitian Pendidikan. (Penerjemah: Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.

Cornet, L. & K. Weeks. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues—1985. Atlanta: Career Ladder Clearinghouse.

Cornet, L. & K. Weeks. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the States. Atlanta: Career Ladder Clearinghouse. 




3.2.6 Format dan Sistematika Penulisan
Sistematika
Alternatif Pertama
· Judul bab ditulis dengan huruf kapital semua dengan ditempatkan di tengah.
· Peringkat ke-1 ditandai dengan angka 2 digit yang dipisahkan oleh tanda titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbabini ditulis dengan huruf kapital dan kecil dan tebal
· Peringkat ke-2 ditandai dengan angka 3 digit yang dipisahkan oleh tanda titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab ini ditulis dengan huruf kapital dan kecil dan tebal.
· Peringkat ke-3 ditandai dengan angka 4 digit yang dipisahkan oleh tanda titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbabini ditulis dengan huruf kapital dan kecil dan tebal.
· Peringkat ke-4 ditandai dengan angka 5 digit yang dipisahkan oleh tanda titik, tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbabini ditulis dengan huruf kapital dan kecil dan tebal.

Alternatif Kedua
· Judul bab ditulis dengan huruf kapital semua dengan ditempatkan di tengah.
· Peringkat ke-1 ditandai dengan huruf kapital (A, B, C, dan seterusnya) memakai titik dan ditulis dari tepi kiri; ditulis dengan huruf kapital dan kecil; serta dicetak tebal.
· Peringkat ke-2 ditandai dengan angka (1, 2, 3, dan seterusnya) yang diakhiri dengan titikdan dimulai dari tepi kiri; ditulis dengan huruf kapital dan kecil; serta dicetak tebal.
· Peringkat ke-3 ditandai dengan huruf kecil (a, b, c, dan seterusnya) yang diakhiri oleh tanda titik dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbabini ditulis dengan huruf kapital dan kecil serta dicetak tebal.
· Peringkat ke-4 ditandai dengan angka dalam kurung tutup ( 1), 2), 3) dan seterusnya) yang diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbabini ditulis dengan huruf kapital dan kecil serta dicetak tebal.
· Peringkat ke-5 ditandai dengan huruf kecil dalam kurung tutup ( a), b), c) dan seterusnya) yang diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab ini ditulis dengan huruf kapital dan kecil serta dicetak tebal.
· Peringkat ke-6 ditandai dengan angka dalam kurung buka dan kurung tutup ( (1), (2), (3) dan seterusnya) yang diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab ini ditulis dengan huruf kapital dan kecil serta dicetak tebal.
Sumber :
http://beebobie.blogspot.com


MAKALAH SUARA JANGKRIK TIRUAN


                                                   BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia teknologi sudah sangatlah pesat. Sehingga dibutuhkan suatu kemampuan dalam menyeimbangkan perkembangan tersebut. Tidak hanya perkembangan dunia teknologi komunikasi dan informasi, teknologi dalam bidang elektronika sebagai faktor utama yang mendukung teknologi dapat mengalami perkembangan hanya dalam beberapa bulan saja, khususnya perangkat elektronik yang bersifat analog maupun digital. Mahasiswa Universitas Gunadarma mendapat suatu materi praktek dalam bidang elektronika . Hal ini merupakan salah satu cara dalam menyeimbangkan perkembangan teknologi tersebut. Materi praktek yang diajarkan  didalam Laboratorium Elektronika Dasar, mengarahkan dan membimbing rekan-rekan mahasiswa untuk dapat membuat, mengembangkan atau bahkan merancang suatu rangkaian yang bermultiguna. Pembuatan alat ini, mulai dari menggambar rangkaian dengan skema secara elektronik dan kemudian  dirangkai menjadi suatu rangkaian yang dapat digunakan.
        Untuk alat yang dipilih oleh penyusun adalah SUARA JANGKRIK TIRUAN. Dalam pembuatan Suara Jangkrik Tiruan ini terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi, seperti ; perancangan layout yang diambil dari skema elektronika yang nantinya akan digambar pada papan PCB. Penggunaan jumper juga sangat diperhatikan. Kendala selanjutnya adalah memindahkan atau mengambar layout tersebut pada papan PCB. Setelah itu adalah pelarutan papan PCB tersebut. Papan PCB yang digunakan adalah papan PCB polos atau papan PCB yang belum dipakai  dan tidak ada gambar rangkaian pada bagian tembaganya. Pembuatan rangkaian pada PCB dapat digunakan dengan menggunakan spidol atau menggunakan rugos yang berbantuk garis. Keberhasilan dalam pembuatan alat ini tergantung dari rangkaian yang telah menjadi jalur tembaga yang ada pada papan PCB tersebut.

      Untuk Makalah yang diambil oleh penyusun yang berjudul Suara Jangkrik Tiruan, mengharapkan dapat terobatinya rasa rindu akan suara keindahan alam yang selama ini semakin menghilang, seiring dengan makin pesatnya kemajuan zaman, tehnologi dan industri dan apalagi jika kita berada di Ibu Kota yang semakin penuh sesak dengan populasi manusia dan polusi udara.
 
1.2  Pembatasan Makalah
      Untuk lebih mempersempit pembahasan dalam hal pembuatan Suara Jangkrik Tiruan  ini, maka pembahasan akan dibatasi pada analisa rangkaian secara blok diagram maupun analisa rangkaian.

1.3  Tujuan Penulisan
      Pembuatan Suara Jangkrik Tiruan  ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai  yaitu mengaplikasikan dan mempraktekkan teori-teori yang telah didapat, sehingga dapat menjadi suatu pemahaman tentang cara kerja suatu rangkaian elektronika agar dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk merancang suatu alat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. dan selain itu juga  mengharapkan dapat terobatinya rasa rindu akan  suara alam yang semakin waktu semakin menghilang seiring perkembangan zaman.

1.4  Metode Penulisan
      Dalam penyusunan makalah ini, digunakan metode studi pustaka (Library Research). Dalam metode ini, penyusun berusaha mencari literatur-literatur yang berkaitan dengan rangkaian Suara Jangkrik Tiruan tersebut, sehingga penyusun dalam penulisan tidak menyimpang dari rangkaian Suara Jangrik Tiruan  tersebut. Maka literatur-literatur tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan makalah ini.
1.5  Sistematika penulisan
      Pada penyusunan makalah ini dibagi menjadi beberapa bab yang akan berisikan mengenai lingkup dari setiap bab. Secara garis besar, makalah ini dibagi menjadi 5(lima) bab sebagai berikut:

BAB I        :  PENDAHULUAN
Dalam bab ini dituliskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan makalah, tujuan dari penulisan makalah, metode penulisan yang dipergunakan dalam penyusunan makalah dan juga tentang sistematika penulisan.

BAB II       :  LANDASAN TEORI            
Dalam bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai komponen yang  dipergunakan dalam rangkaian Suara Jangkrik Tiruan.

BAB III      :  ANALISA RANGKAIAN
Bab ini akan menyajikan tentang analisa-analisa rangkaian Suara Jangkrik Tiuran tersebut. Analisa yang akan disajikan akan berbentuk analisa rangkaian secara blok diagram maupun analisa rangkaian secara detail.

BAB IV     :  CARA PENGOPERASIAN ALAT
Bab ini akan mengulas mengenai cara-cara pengoperasian Suara Jangkirk tiruan tersebut. Dalam mengaktifkan ataupun dalam melihat output yang dihasilkan oleh alat tersebut.

BAB V       :  PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari makalah ini  dan saran  terhadap penyusun berkaiatan dengan hasil penyelesaian pembuatan Suara Jangkrik tiruan  ini.




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Elektronika
Sebelum membahas komponen dan rangkaian yang terdapat dalam elektronika, kita harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan elektronika. Menurut kamus besar bahasa Indonesia elektro merupakan kata majemuk yang mengenai atau dikenai dengan tenaga listrik. Elektronika ialah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan prinsip kerja piranti (device = alat) yang asas kerjanya terdapat aliran elektron dalam ruang hampa  dan aliran elektron dalam piranti semi-penghantar.
Cakupan bidang elektronika cukup luas ulai  radio, radar, televisi, sistem pengaturan dalam industri, komputer, rekaman suara, alat-alat ukur, perkakas kedokteran dan lain alat-alat yang memakai tabung radio (tabung elektronik) atau piranti semi-penghantar.

2.2 Teori Elektron
            Pada bagian ini akan membahas mengenai molekul-molekul atom dan elektron. Pengertian mengenai struktur atom berguna untuk menjelaskan gaya-gaya diantara atom yang akhirnya mengarah pada pembentukan molekul. Dalam sub bab ini akan mempelajari struktur listrik atom yang diartikan sebagai : dimana elektron dalam suatu atom paling mungkin ditemukan.

2.2.1 Partikel  Penyusun Atom
            Menurut teori atom Dalton yang dikembangkan selama periode 1803-1808 didasarkan atas tiga asumsi pokok:
1.      Tiap unsur kimia tersusun atas partikel terkecil yang disebut atom.
2.      Atom tidak dapat dipecah lagi menjadi baian-bagian yang lebih kecil.
3.      Semua atom dari unsur mempunyai massa (berat) dan sifat yang sama.
4.      Dalam senyawa kimia, atom-atom dari unsur yang berlainan melakukan ikatan dengan perbandingan numerik sederhana.
Pada akhir tahun 1800-an, teori atom Dalton tumbang oleh sederetan penemuan mutakhir, misalnya sinar X (1895), radioaktif (1896), elektron (1897) dan radium (1898). Studi atas gejala-gejala tersebut menunjukan bahwa atom merupakan merupakan struktur rumit yang dibangun oleh partikel-partikel penyusun atom.

2.2.2 Teori Elektron
            Penelitian mengenai bangun atom antara lain didasarkan pada eksperimen yang dilakukan dengan tabung (kaca) hampa atau tabung sinar katode. Sir William Crookes merancang suatu tabung hampa yang merupakan penyempurnaan dari tabung sinar katode yang disebut tabung Crookes. “ Jika kawat diberi potensial listrik yang tinggi kemudian didekatkan, akan terjadi bunga api dari satu kawat ke kawat lain. Bila ujung kawat ditaruh dalam tabung hampa akan terlihat adanya bara hijau kekuningan dari arah katode. Sinar ini disebut sinar katode. Kemudian sifat-sifat ini disimpulkan sebagai berikut :
1.      Sinar katode dipancarkan oleh katode dalam sebuah tabung hampa bila dilewati arus listrik.
2.      Sinar katode berjalan dalam garis lurus
3.      Sinar katode bila membentur gelas atau benda tertentu akan mengeluarkan cahaya sehingga dapat disimpulkan bahwa sinar katode terdiri atas partikel-partikel.
4.      Sinar katode dibelokkan oleh medan listrik dan magnet ke arah partikel yang bermuatan negatif.
5.      Sifat sinar katode tidak dipengaruhi oleh bahan elektrode (besi, platina, dll).
Dari kelima sifat tersebut disimpulkan bahwa sinar katode terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan negatif dan diberi nama elektron oleh JJ. Thomson. Kemudian dikemukakan istilah  e- dan dilambangkan dengan -1e0. Atom yang terdapat pada silikon terdiri dari inti atom dan 14 elektron yang berputar menelilingi inti. Kemudian pada empat belas elektron yang mengelilingi inti pecah menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang letaknya dekat dengan inti terdiri dari dua elektron. Kelompok kedua merupakan kelompok yang letaknya jauh dari inti terdiri dari empat elektron, kelompok ini disebut juga elektron valensi, sedangkan kelompok ketiga memiliki  8 elektron yang letak diantara kedua kelompok tersebut. Elektron yang terletak dalam kulit yang dekat dengan inti adalah memiliki tenaga yang terbesar. Dimana tenaga ini disebabkan karena elektron bergerak yang menimbulkan energi kinetis dan  energi potensial yang disebabkan karena letak elektron dalam medan listrik inti atom. Pada gerakkan elektron tersebut terjadi peristiwa tarik menarik antara muatan positif dengan muatan negatif elektron.
Elektron yang berada pada kulit terluar memiliki nilai yang paling kecil, oleh sebab itu elektron-elektron yang berada pada kulit terluar ini paling mudah lepas dari inti. Bila elektron ini terlepas maka ia akan bergerak bebas. Elektron ini akan berputar pada bagian luar zat semi-penghantar tersebut dan dinamakan elektron bebas. Jumlah elektron bebas suatu zat akan dapat menentukan sifat kelistrikkannya. Bila dalam jumlah besar seperti dalam logam maka akan menghasilkan daya hantar listriknya baik atau disebut sebagai konduktor. Dan apabila jumlah elektronnya sedikit maka zat tersebut tidak akan memiliki daya hantar listrik yang yang baik atau akan bersifat isolator. Karenanya daya hantar listrik bahan silikon dan germanium tak sebaik logam tetapi lebih baik dari isolator, maka dapat dinyatakan bahwa silikon dan germanium memiliki sifat semi-konduktor. Silikon dan Germanium digunakan untuk membuat komponen-komponen zat padat (solid state) seperti integrated Circuit (IC) sedangkan bahan carbon yang utama digunakan untuk membuat komponen tahanan (resistor)  dan  potensiometer.

2.3. Teori Komponen
            Didalam elektronika, komponen elektronik terbagi menjadi dua jenis yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif adalah  komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan arus atau tegangan tersendiri. Contoh komponen-komponen pasif ialah resistor, kapasitor, induktor, dan transformator.  Sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber tegangan atau arus tersendiri. Contohnya adalah transistor dan rangkaian terpadu (intergrated circuit). Dalam makalah ini hanya akan membahas komponen elektronika pasif dan aktif yang digunakan dalam rangkaian Lampu Kamar Gelap, seperti: resistor, dioda, LDR dan transistor.     

2.3.1 Resistor
Semua proyek elektronik akan menggunakan komponen yang satu ini sebagai tahanan atau hambatan yang mungkin digunakan lebih banyak dari pada komponen elektronika lainnya.Hambatan ini memiliki dua jenis yang berbeda, yang pertama jenis hambatan tetap dan hambatan tidak tetap. Hambatan tetap dikenal dengan resistor, sedangkan hambatan yang tidak tetap dikenal dengan Potensiometer dan Trimpot 

Hambatan tetap
Hambatan tetap atau disebut juga resistor digunakan untuk penghambat listrik dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Resistor ini diberi simbol R dan juga sering disebut weerstand (bahasa Belanda). Sebuah hambatan biasanya terlihat seperti silinder kecil dengan kawat pada tengah-tengah kedua ujungnya. Harga tahanannya dinyatakan dengan suatu sistem kode warna. Tahanan ini berbentuk tabung kecil mempunyai empat pita warna yang melingkarinya.


                                                                                
                                                                                   
Gbr 1. Resistor

            Simbol untuk tahanan diperlihatkan pada gambar diatas. Pada gambar diatas juga  memperlihatkan susunan pita warna yang melingkari tahanan. Dua pita pertama menyatakan dua angka pertama dari harga tahanan. Pita yang ketiga adalah pengali. Dua angka pertama dikalikan dengan angka yang dinyatakan oleh pita ketiga. Hasilnya adalah harga dari komponen tersebut. Untuk pita ke-empat merupakan nilai toleransi dari tahanan tersebut. Nilai toleransi adalah nilai tahanan yang masih diperbolehkan melewatkan arus.  Dibawah ini  terdapat tabel nilai dari setiap warna yang ada pada resistor beserta dengan nilai toleransinya.
                        Tanpa pita keempat                 ± 20%
                        Perak                                       ± 10%
                        Emas                                       ± 5%
                        Coklat                                     ± 1%

Tabel 1. Kode Warna Pita pada Resistor

Warna
nilai warna jika digunakan pada
nilai warna jika digunakan pada
pita pertama atau kedua
pita Ketiga
Hitam
0
1
Coklat
1
10
Merah
2
100
Orange
3
1000
Kuning
4
10000
Hijau
5
100000
Biru
6
1000000
Violet
7
Tidak digunakan
Abu-abu
8
Tidak digunakan
Putih
9
Tidak digunakan
Emas
Tidak digunakan
0,1


            Nama satuan Ohm dapat disingkat dengan huruf Yunani Omega (W). Satuan hambatan ini diberi nama Ohm sesuai dengan  nama seorang ahli Fisika Jerman yang telah menyingkap “Hukum Ohm”.
        Jadi tahanan yang mempunyai pita Merah, Violet, Kuning dan Emas mempunyai nilai tahanan sebesar 270000 Ohm. Sedangkan harga sesungguhnya berada dalam selang kurang atau lebih 5% dari harga nominal di atas. Harga ini diperoleh sebagai berikut : seperti pada tabel di atas. Pita Merah menunjukkan bahwa angka pertama adalah 2, pita violet menunjukkan angka kedua adalah 7. Kita mendapatkan angka 27 yang selanjutnya harus dikalikan dengan pita ketiga, yaitu Kuning dan menyatakan dengan angka 10000. Jadi nilai komponen ini adalah 47 x 10000 = 270000 Ohm. Pita keempat berwarna emas dan menyatakan toleransi 5%. Tidak ada tahanan mempunyai harga tepat seperti dinyatakan. Tanda toleransi memberikan harga-harga batasannya.
Kadang-kadang juga tahanan dijumpai yang mempunyai pita kelima. Dimana pita pertama akan berwarna merah muda untuk menyatakan bahwa tahanan ini dari jenis stabilitas tinggi. Ada juga tahanan yang mempunyai pita ketiga berwarna perak, pita ini menunjukkan angka perkalian sebesar 0,01. Tahanan dengan nilai serendah ini jarang digunakan.

Hambatan Tidak Tetap (Variabel)
Hambatan tidak tetap ini memiliki fungsi yang sama dengan hambatan tetap atau resistor, tetapi nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-ubah. Hambatan tidak tetap ini jenisnya : hambatan geser, potensiometer, trimpot, tetapi yang palig banyak digunakan ialah trimpot dan potensiometer.
a. Potensiometer
            Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara fungsional. Berdasarkan nilai tahanannya potensiometer dibedakan menjadi:
v   Potensio Linier : Bila kontak geser digerakkan atau diputar nilai tahanannya akan berubah sesuai perhitungan linier. Biasanya potensiometer jenis ini memiliki tanda B, misalkan  B10K dan B50K.
v   Potensio Logaritmis : Bila kontak digeser atau diputar nilai tahanannya berubah sesuai dengan perhitungan logaritma. Untuk potensiometer jenis ini memiliki tanda A.
Kerena potensiometer ini merupakan hambatan tak tetap, maka pada komponennya juga terdapat bagian yang dapat diputar atau digerakkan. Simbolnya juga hampir sama dengan resistor tetapi terdapat kaki ketiga. Seperti pada gambar dibawah ini.



  
                                                                      Gbr.2.Potensiometer

b. Trimpot
            Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar poros dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatannya dapat dilihat dai angka yang tercantum pada badan trimpot tersebut.
Simbol Trimpot :





Gbr 3. Trimpot
 
2.3.2 Dioda
Dioda merupakan suatu komponen elektronika yang hanya dapat menghantar arus listrik atau tegangan satu arah saja. Daerah dimana tipe-p dan tipe-n bertemu disebut dengan junction dan dioda junction adalah nama lain dari dari kristal pn. Kata dioda adalah pemendekan dari dua elektroda dimana di berarti dua. 






                                                          


Gbr 4. Dioda

Dioda Tanpa Bias
Gambar (a) menunjukan dioda juction. Sisi  p  mempunyai banyak hole dan sisi  n  banyak elektron pita konduksi. Pada gambar (a) terlihat bahwa tidak ada luar dikenakan kepadanya berarti dioda tersebut adalah dioda tanpa bias. Elektron pada sisi  n cenderung berdifusi atau menyebar kesegala arah. Beberapa berdifusi melewati junction. Jika elektron masuk kedaerah  p , ia akan merupakan pembawa minoritas. Dengan banyaknya hole disekitarnya, pembawa minoritas ini mempunyai umur hidup singkat; segera memasuki daerah  p , elektron akan jatuh ke dalam hole. Jika ini terjadi, maka hole lenyap dan elektron pita konduksi menjadi elektron valensi. Setiap kali elektron berdifusi melalui juction, ia akan menciptakan sepasang ion. Gambar (b) menunjukan ion-ion ini pada masing-masing sisi junction. Tanda positif berlingkaran menandakan ion positif dan tanda negatif  berlingkaran menunjukan ion negatif. Ion tetap dalam struktur kristal karena ikatan kovalen dan tidak dapat berkeliling seperti elektron pita konduksi ataupun hole. Setiap pasang ion positif dan negatif disebut dipole. Pembentukan dipole berarti satu elektron pita konduksi dan satu hole telah dikeluarkan dari sirkulasi. Jika terbentuk sejumlah pole, daerah dekat junction dikosongkan dari muatan-muatan yang bergerak. Kita sebut daerah yang kosong muatan ini dengan lapisan pengosongan (depletion layer).

Potensial Barier
Tiap dipole mempunyai medan listrik gambar (c). Anak panah menunjukan arah gaya pada muatan positif. Jika elektron memasuki lapisan pengosongan, medan mencoba mendorong elektron kembali kedaerah  n . Kekuatan medan bertambah dengan berpindahnya tiap elektron sampai akhirnya medan menghentikan difusi elektron yang melewati junction. Dalam gambar (b), adanya medan diantara ion adalah ekivalen dengan perbedaan potensial disebut potensial barier. Pada 25 derajat celcius, potensial barier kira-kira sama dengan 0,3 Volt untuk dioda germanium dan 0,7 Volt untuk dioda silikon.

Forward Bias
Arus mengalir dengan mudah dalam rangkaian gambar (a), karena jika elektron pita konduksi itu bergerak menuju junction, ujung kanan kristal menjadi positif sedikit. Ini terjadi karena elektron pada ujung kanan kristal bergerak menuju junction dan meninggalkan atom yang bermuatan positif  dibelakang.Atom bermuatan positif kemudian menarik elektron kedalam kristal dari terminal sumber negatif. Untuk pendekatan pertama, kita dapat membayangkan bahwa semua elektron pita konduksi melakukan penggabungan ketika mereka mencapai junction.  

Elektron akan menngalir ke ujung kanan kristal, ketika segerombolan besar elektron pada dalam daerah n bergerak menuju juntion. Ujung kiri dari grup yang bergerak ini lenyap ketika mengenai junction (elektron jatuh kedalam hole). Dengancara ini aliran elektron akan terus-menerus mengalir dari terminal negatif menuju junction. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat elektron mengalir, arus listrik juga mengalir pada dioda forward bias ini. Sifat dioda pada keadaan berubah menjadi saklar tertutup.

Reverse Bias
Pada dioda dengan reverse bias ini, polaritas sumber dc akan dipasang terbalik dimana anoda akan mendapat arus negatif sedangkan katoda mendapatkan arus positif. Pada dioda yang bersifat reverse bias ini tidak dapat menghantarkan arus, karena medan yang dihasikan dari luar, searah dengan arah melebar dan lapisan pengosongan. Hole dan elektron bergarak menuju ujung-ujung kristal (menjauhi junction). Elektron yang melarikan diri meninggalkan ion positif dan hole yang pergi meninggalkan ion negatif. Oleh sebab itu lapisan pengosongan menjadi melebar. Semakin lebar lapisan pengosongan maka semakin besar pula reverse bias yang dihasilkan.

Dan semakin besar lapisan pengosongan, makin besar perbedaan potensial. Lapisan pengosongan berhenti bertambah jika perbedaan potensial sama dengan tegangan reverse yang diberikan. Sementara lapisan pengosongan sedang disesuaikan lebarnya, hole dan elektron menjauhi junction. Hal ini menandakan bahwa elektron sedang mengalir dari terminal negatif sumber kedalam ujung kiri kristal. Pada saat yang bersamaan, elektron sedang meninggalkan ujung kanan kristal dan mengalir kedalam terminal positif sumber. Oleh sebab itu, arus mengalir dalam rangkaian luar ketika lapisan pengosongan sedang disesuaikan lebarnya yang baru. Arus transisi ini dapat menjadi nol setelah lapisan pengosongan berhenti melebar. Umunya arus transisi berakhir hanya dalam beberapa nano-detik saja.    

2.3.3 Dioda Zener


Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan. Dioda ini digunakan untuk pengaturan tegangan, agar sumber tegangan searah tak berubah tegangan keluarannya jika diambil arusnya (dibebani) dalam batas-batas tertentu. Dioda Zener dibuat agar mempunyai tegangan dadal (disebut tegangan Zener) pada nilai tertentu antara 3 V dan 100 V.
Pada keadaan Zener, medan listrik yang tinggi dalam daerah pengosongan menyebabkan elektron pada ikatan kovalen lepas menjadi elektron bebas. Pada mekanisme ini tegangan dadal (PIV) berkurang dengan naiknya suhu. Mekanisme kedua yaitu dadal Townsend, terjadi karena elektron bebas mendapat percepatan cukup tinggi, sehingga jika menumbuk atom akan terjadi elektron bebas. Pada mekanisme yang terakhir ini tegangan dadal bertambah jika suhu naik. Tegangan dadal dapat diatur dengan mengubah konsentrasi donor dan akseptor.

Parameter dioda Zener

Beberapa parameter dioda Zener yang penting adalah :
(1)   Tegangan dadal.
(2)   Koefisien suhu (perubahan tegangan Zener terhadap suhu).
(3)   Kemampuan daya (lesapan daya maksimum).
(4)   Hambatan isyarat kecil rz, yaitu hambatan Zener terhadap perubahan tegangan kecil, atau untuk isyarat ac kecil.
Dioda Zener dengan tegangan Zener di atas 6 V mempunyai koefisien suhu positif, dan di bawah 6 V koefisien suhu negatif. Koefisien suhu minimum terjadi pada Zener 6 V untuk arus 40 mA. Begitu pula hambatan isyarat kecil rz yang menyatakan kebalikan kemiringan lengkung ciri dioda Zener pada keadaan dadal juga berubah dengan tegangan Zener.
Suatu penyearah dengan pengaturan tegangan, mempunyai tegangan keluaran yang tetap jika diberi beban arus dalam batas tertentu. Tanpa pengaturan, penurunan tegangan keluaran oleh arus beban terjadi karena penyearah mempunyai hambatan-dalam yang terdiri dari hambatan gulungan transformator dan hambatan-dalam dioda. Pada arus beban yang besar terjadi jatuh tegangan pada hambatan-dalam ini sehingga tegangan keluaran berkurang.

2.3.4. Kapasitor
           Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan listrik disebut dengan kapasitansi atau kapasitas kapasitor.
Seperti halnya resistor kapasitor dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      Kapasitor tetap
Komponen ini memiliki nilai kapasitansi yang tetap. Kapasitor dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan diantara lempengan-  lempengan logam yang disebut dielektrikum. Bahan tersebut dapat berupa keramik, mika, milar, kertas, polyster ataupun film. Pada umumnya kapasitor yang terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikro Farad (mF). Satuan kapasitor adalah Farad dimana 1 Farad = 103 mF = 106 mF = 109 nF = 1012 pF.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada bahan kapasitor tersebut yang terdiri dari 3 angka.
Contoh : pada bahan kapasitor tertulis angka 103 artinya nilai kapasitas dari kapsitor  tersebut adalah 10 x 103 = 0,01 mF.
Kapasitor tetap memiliki nilai lebih dari satu atau sama dengan 1 mikro Farad adalah kapasitor elektrolit (elco) yang bahan dielektrikumnya terbuat dari cairan elektrolit.
Kapasitor ini memiliki polaritas (memiliki kutub negatif (-) dan positif (+)) dan biasa disebutkan tegangan kerjanya, misalnya 100 mF 16 V artinya elco memiliki kapasitas 100 mikro Farad dan tegangan kerja tidak boleh melebihi 16 Volt.















 



2.   Kapasitor tidak tetap
Kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi atau kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitor tidak tetap ini dibedakan menjadi dua yaitu Kapasitor Trimer dan Variabel kapasitor (Varco).

2.3.5 IC CMOS 4093
         IC yang kita gunakan pada rangkaian ini adalah IC 4093, IC tersebut berjenis CMOS (Complementer Metal Oxide Semiconductor). IC CMOS banyak digunakan pada instrument-instrumen elektronik karena dilihat dari keunggulan teknologinya dibandingkan dengan jenis IC lainnya.IC CMOS 4093 ini merupakan penyulut Schmitt gerbang NAND yang mempunyai 2 input jalan masukkan. IC ini terdiri dari 4 buah penyulut Schmitt. Pada prinsipnya IC CMOS 4093 dan IC TTL mempunyai dasar pengertian yang sama, kedua IC ini mempunyai gerbang yang sama yaitu terdiri dari 4 gerbang NAND 2 masukkan. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan, sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND. Salah satu kelebihan IC CMOS adalah konsumsi dayanya rendah sehingga cocok dipakai pada  peralatan elektronik yang menggunakan battere. Sedangkan kekurangannya IC CMOS tidak tahan muatan-muatan statis sehingga IC jenis ini memerlukan penanganan yang lebih hati-hati dari IC jenis lain.
          Kelebihan IC TTL ialah lebih tahan terhadap gangguan luar seperti muatan statis, hanya saja IC TTL ini membutuhkan daya yang relative besar sehingga kurang cocok dipakai pada peralatan yang memakai battere sebagai catu dayanya. Level penyaklar IC CMOS merupakan fungsi dari tegangan catuan.
         Makin tinggi catuan tegangan makin besar tegangan yang memisahkan antara keadaan 1 dan 0, ini merupakan keuntungan tersendiri karena rangkaian menjadi tahan terhadap desah level tinggi.




                                               

Gambar 6.  IC CMOS 4093

      Dalam rangkaian, semua masukkan CMOS harus dibumikan atau dihubungkan ke tegangan catuan, tidak seperti rangkaian TTL yang dapat beroperasi walaupun ada beberapa masukkan yang diambangkan. IC CMOS ini akan beroperasi secara salah jika ada masukkan yang tidak dihubungkan.



2.3.6 IC CMOS 4011
            Pada rangkaian ini Ic yang digunakan adalah dua buah yaitu IC 4093 dan IC 4011. IC ini merupakan IC yang mempunyai 2 input dan satu keluaran yang merupakan gerbang NAND. Gerbang NAND merupakan gerbang AND yang di NOT kan, sehingga output NAND menjadi kebalikan dari output AND.



Gbr. 7.  IC CMOS 4011

2.3.7 Buzer


         Buzzer akan memberikan keluaran dari rangkaian berupa suara dengungan pada rangkaian yang beroperasi. Buzzer juga merupakan salah satu alat yang dapat membangkitkan suara apabila diberi tegangan, sama halnya dengan speaker, tetapi buzzer ini hanya dapat mengeluarkan suara yang kecil dan melengking saja, sedangkan speaker bisa mengeluarkan suara dari kecil sampai suara yang besar.


 



  
                         Gambar 8.  simbol Buzzer

2.3.8 Baterai
Baterai pada rangkaian "Low Voltage Alaram" ini berfungsi sbg pensuplay tegangan DC dan dapat disimbolkan sebagai berikut. :
                                    +                      -          















 

Gambar 9.  Baterai

2.3.9 Gerbang Logika NAND
            NAND gate adalah gerbang AND yang digabung dengan gerbang NOT yang nantinya akan menghasilkan nilai atau output kebalikan dari nilai gerbang AND, seperti pada tabel kebenaran sbb :
                  

 


Gambar 10.  NAND gate
Tabel 2. Tabel kebenaran NAND gate
A
B
Y
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0

Pada gerbang di atas yang digunakan pada rangkaian Suara Jangkrik Tiruan adalah gerbang NAND yang terdapat pada IC CMOS 4093.